Minggu, 23 September 2012
Seichiro Nakaoka, sampai kapanpun aku pasti akan mengingatnya. Dia termasuk manusia langka. Dia selalu menyebut dirinya “okanemochi” alias orang kaya. Aku masih ingat saat dia memohon-mohon padaku untuk menemaninya pergi ke Flores. Malam itu, dia mengajakku makan malam bersama. Seperti biasa, capcay selalu menjadi menu favoritnya. Bule satu ini doyan banget sama yang namanya capcay, dan entah kenapa kalau makannya sama aku, dia pasti pesennya ya capcay. Dan yang membuatku heran juga, selama di Indonesia, bagi dia tidak ada makanan yang tidak enak. Semuanya enak, hmm…belum tahu aja dia. Coba dia disuruh makan pare, gendot, kluwih, apa ya dia bakal tetap pada statementnya itu, hehe.. Saat kami menunggu pesanan tiba, dia memperlihatkan foto-fotonya sewaktu di Karimunjawa. Ya, dia baru pulang dari sana 3 hari lalu. Asemm,..dasar enak yah jadi orang jepang tuh. 1 yen, dihitung sekitar 100 rupiah. Punya 1000 yen, sama aja punya 100.000. Bisa dibayangkan kalau mereka dapat jatah untuk biaya hidup mereka selama sebulan inimal 100.000 yen, sama aja sepuluh juta tow. Gimana mereka ngga jalan-jalan mulu. Di Indonesia kan serba murah (bagi mereka tentu saja) apalagi di Jogja. Kalau aku yang dapat jatah segitu perbulannya, hh…tiap hari aku makan di restoran, dan ngekos di MM UGM sana. Aku yang orang Indonesia aja belum pernah ke Karimunjawa. Aku anggap mahal kalau ingin kesana, untuk ukuran kantong mahasiswa seperti aku tentunya. Dia, yah, okanemochi da yo. Hmm..naru hodo….
Dia berkata padaku bahwa dia ingin ke Flores. Aku cuma bilang, “iya, Flores bagus, kamu bisa melihat komodo di sana”. Lalu tiba-tiba dia mengajakku. “Flores e ikou”. Weh, tentu saja aku jawab, aku ngga punya duit yah, buat ke sana. Mau ke Rinjani aja ngga jadi-jadi gara-gara belum nemu waktu yang tepat, sampai pada akhirnya uang yang sudah aku persiapkan untuk ke sana, hilang entah kemana, ini malah ngajakin ke sana. Aku tolak mentah-mentahlah ajakannya itu. Berkali-kali aku bilang aku ngga punya duit, jadi aku ngga mau ke sana, dia tetap aja ngotot ngajakin aku. Kusuruhlah dia ngajak si Ajeng atau Chandra, mereka kan baru dapet beasiswa PPA, tinggal nunggu seminggu lagi sampai cair tuh uang, tapi si Sei ngga mau. Dan begonya aku, baru inget, tinggal beberapa hari lagi kan puasa, mana mungkin mereka mau jalan-jalan di bulan puasa, NTT pula, puanas banget gitu lho, mana pertengahan tahun pula, gersang pisan euy. Sei, mungkin dia memang sangat butuh teman perjalanan untuk bisa pergi ke sana. Akhirnya dia memberikan sebuah tawaran. “Ayo, kamu ikut saya saja. Tapi dengan satu syarat, indonesiago o oshiete kure!” Jadi, maksudnya dia, gue disuruh ngajarin dia bahasa Indonesia selama di sana, dan aku digaji! Lalu ku tanya lagi, mau berapa hari dia di sana. Dia bilang 10 hari saja, dia ingin melakukan penelitian dengan masayarakat di sana, sekalian buat bahan tesisnya. Lalu aku tanya lagi, emank dia mau nggaji aku berapa, itu kan itungannya kayak aku ngelesin dia, ngga mungkin dia mau bayar mahal buat itu. Dia bilang 50.000/hari. Brarti 500.000 untuk 10 hari. Tentu saja kurang yah, mana cukup uang segitu buat ke sana. Itu baru ongkos buat berangkatnya aja, itupun naik bus dan kapal. Kalau mau naik pesawat mana cukup. Aku bilang “tidak mau, tidak cukup yah”. Ternyata dia ngga menyerah sampai di situ. Dia menaikan penawarannya. Jadi 70.000. Aku jawab “No”. Dia naikkan lagi jadi 80.000, aku tetap jawab “No”. Bagiku itu terlalu besar untuk ukuranku yang hanya disuruh ngajarin dia bahasa Indonesia. Dasar Sei nih, ngga mau putus asa dia. Dia naikkan lagi jadi 100.000/hari. Plus nambah jadi 11 hari di sana. Jadi total aku dapat gaji 1.100.000. Aku mulai tertarik, pikiranku mulai membayangkan, Flores, Komodo, Labuan Bajo, lautnya yang sangat indah, aku bisa berenang dan menikmati pemandangan yang begitu indah, NTT, salah satu tempat yang sangat ingin aku datangi tapi, tidak..tidak..!!!. Itu tetap tidak cukup, Itu cuma cukup untuk transport, gimana nanti makannya, penginapannya, dll. Paling ngga aku perlu 2 juta, itu juga minimal! Si Sei makin memohon-mohon padaku. Dia bilang begini “Setelah ini, kamu lulus kan, lalu kamu akan bekerja, tidak masalah, kamu bisa mengganti kapan saja”. aku mulai terpengaruh kata-katanya. Iya sih, paling habis dua juta, aku digaji 1.100.00, cuma ngumpulin 900.000 lagi kalau udah kerja mah, tidak akan terlalu sulit. Apa aku ambil aja yah tawarannya. Aku mulai galau. Aseemm..Labuan Bajo ngawe-awe! Mm..ambil ngga, ambil ngga, sambil berpkir, Sei terus saja mengucapkan “Ikou yo, ikou yo” (Ayolah, ayo ikut). Haduuhhh… bagimana ini, aku benar-benar galau!
Setelah menimbang sana -sini, entah karena apa, aku bersalaman dengan Sei dan berkata “Ok”. Oh my God, apa yang sudah kulakukan??? Ini yang gila Sei, apa aku??? Arrgghhh!!
Kita percepat saja. Keadaan berbalik 180 derajat. Beberapa hari lalu aku sangat senang, seolah dreams come true, dan sekarang aku bersedih. Kenapa aku mesti sakitttttt???arrrhhhh.. bete… bete!!! Jadi begini ceritanya, bebrapa hari lalu, saat aku makan dengan Sei, yah, sebetulnya sudah ada tanda-tanda aku mau flu, tapi sudah berusaha aku cegah dengan banyak makan, banyak istirahat, dan minum vitamin, dan itu biasanya ngefek. Nah, berhubung aku mau jalan jauh, aku hatus segera sehat. Ngga asik banget kan, jalan-jalan dalam keadaan ngga sehat, meskipun itu cuma flu. Aku pergi ke apotik, kubelilah obat batuk dalam dosis yag lebih tinggi, maksudnya biar dahak bisa segera keluar semua, dan aku menjadi sehat kembali. Di luar dugaan, iya bener banget dahak langsung keluar, tapi keluarnya terus menerus dan ngga cuma lewat tenggorokan, tapi juga lewat hidung, sekarang aku jadi pilek juga! Oh no, ngga bisa diajak kompromi, nih ingus plus dahak terus menerus keluar, flu ku makin parah, dan perlahan tapi pasti penyakit sepaket mulai menimpa, batuk, pilek, pusing, dan demam! Arrgghhh,,rasanya pengen teriak, hey kau flu, kamu datang di waktu yang tidak tepat! Apa boleh buat, sepertinya Tuhan belum mengijinkanku untuk pergi ke sana sekarang. Padahal aku udah nyiapain semuanya, dari beli peta, nanti mau bernagkat naik apa, tempat mana aja yang bakal didatengin, dan aku juga sudah ngantongin iin dari Ibu, tapi kenapa..kenapa….oh kenapa..(T.T). Memang flu bukanlah penyakit yang serius, tapi bayangin aja, hampir tiga hari perjalanan ke sana, di dalam bus dan kapal, aku harus bolak-balik buang ingus, oh no, i can’t imagine that!, orang lain pun pasti ngrasa terganggu dengan itu. Ok, Flores..goodbye… see you next time!