思い出#part 7/The Last

Senin, 10 September 2012 jam 7.30 pagi, datang sebuah sms dari Sota. Dia menanyakan apakah aku sudah berangkat atau belum. Aku jawab belum. Tak berapa lama sesudah itu, dia muncul di depan kosku. Aku tidak menyangka kupikir dia hanya akan menyampaikan salam perpisahan lewat sms saja. Namun kenyataannya, dia benar-benar datang.

Semalam aku memang sempat membaca di twitter si Chandra mendorong Sota agar mengungkapkannya segera sebelum terlambat. Yah, aku tahu apa maksud Chandra, dan malam itu sepertinya Sota sangat galau.

Jam 08.15 mobil travel yang akan membawaku kembali ke rumahku di Cilacap sudah datang. Hanya ada Kak Inggrit yang masih ada di kos, yang lain ada yang sudah berangkat kerja, kuliah, dan entahlah sepertinya mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Baguslah, aku lebih senang begitu karena dengan begitu tak perlu ada adegan sedih-sedih saat aku pergi.

Ajeng, Chandra, dan Sota berdiri di samping mobil travel. Kupeluk mereka satu-satu, kecuali Sota. Yah, aku merasa sangat canggung untuk memeluknya, mungkin karena dia cowok. Aku hanya berjabat tangan dengannya, lalu dia memberiku sebuah kantong berisi rangkaian bunga mawar. Aku tersenyum, dan kukatakan terima kasih. Aku bisa melihat ada raut kesedihan di wajahnya. Aku bisa mengerti itu. Kalau dia cewek, mungkin ekspresi itu adalah sebuah tangisan.

Di dalam mobil, baru aku sadar ternyata Sota tidak hanya memberikanku sebuah bunga, namun juga sebuah surat di dalamnya. Di saat seperti ini pun, dia masih sempat untuk menerjemahkan tulisannya agar aku bisa memahaminya.  Sota memberikanku dua lembar surat, yang satu dalam bahasa Indonesia, dan yang satu lagi dalam bahasa Jepang. Kubuka surat dalam versi bahasa Indonesianya, yang seketika membuatku begitu trenyuh. Begini isi surat yang versi bahasa Indonesianya.

~~~

Dengan Hormat Titis

Sekarang kamu sedang membaca surat dari saya, mungkin kamu sudah pergi dari Jogja.

Saya sedih sekali karena kamu sudah tidak ada di sini.

Tapi begitu adalah bukti yang kamu melanjutkan next stage, jadi meskipun saya sedih, saya merestu kepada keberangkatan kamu.

Saya masih mengingat bertemu dengan kamu ketika pertama kali. Ketika itu, saya belum berbahasa Indonesia, tapi saya ingin ngomong dengan kamu, jadi sungguh-sungguh saya belajar bahasa Indonesia.

Sekarang saya bisa berbahasa Indonesia dasar berkat kamu.

Lalu mungkin kamu sudah tahu, tapi saya ingin menyampaikan kepada kamu.

“Saya suka kamu. Bukan bagi teman, bagi seorang wanita.”

Tapi saya tidak meminta berpacar dengan kamu, saya cuma ingin menyampaikan begini kepada kamu.

Selanjutnya kita tidak bisa bertemu seperti selama itu. Namun saya selalu berdoa semoga sukses kamu dan semoga kamu berbahagia.

Kapan-kapan kita ketemu lagi. Sampai ketika itu, saya berusaha untuk menjadi Nice Guy, jadi kamu semangat. Jangan kalah kesepian.

Terimakasih banyak, membaca surat ini sampai terakhir, dan ketemu saya.

Dari Sota

10.Sep.2012

~~~

Surat itu ditulis dengan huruf yang sedikit berantakan, sepertinya ditulis dengan cepat dan terburu-buru. Selesai membacanya, aku langsung mengirim sms padanya. Kukatakan bahwa dia adalah orang Jepang terbaik yang pernah aku kenal. Dia orang yang sangat baik dan ramah, dan sangat peduli dengan orang lain. Aku benar-benar mengucapkan terima kasih banyak padanya. Tak berapa lama, balasan dari Sota pun datang. Dia bisa mengerti itu. Dia pun mengucapka terima kasih karena sudah mau berkawan dengannya.

Aku senang dengan orang seperti Sota. Dia tidak memaksakan perasaanya, dan dia tetap mau berteman denganku. Kami tetap saling kenal dan bermain bersama, bahkan dia juga pernah mengajakku bertemu dengan orang tuanya saat orang tuanya datang ke Jogja. Semua yang ada di diri Sota baik, dia orang yang polos. Hatinya sangat murni. Meskipun aku tidak memiliki perasaan apapun padanya, aku akan selalu mengingatnya, sebagai sahabat. Sahabat terbaik selama aku belajar bahasa Jepang. Kalau aku tidak kuliah di jurusan bahasa Jepang, mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengannya, dan tidak akan pernah mengenalnya. Sota, 本当にありがとう (T.T)

Perlahan mobil meluncur semakin jauh meninggalkan Jogja. Kukirim ucapan pamitanku pada penghuni B’SKRE, di situ kukatakan dengan jelas bahwa aku tidak sedih. Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya. Suatu saat aku pasti akan kembali ke sini lagi.

Sebuah sms balasan datang, dari mba Sasa. Dia bilang aku disuruh mengecek saku tas depanku. Aku cek, ternyata ada sebuah kertas. Aku dapat surat lagi ternyata. Kubaca, dan sempat kutitikan air mata saat membacanya. Ada beberapa bagian yang menurutku tidak hanya menyentuh, tapi juga sangat memotivasiku. Begini isi suratnya.

~~~

Jogja, 10 September 2012

Dear, my Lovely Totos

Hi, Tos! What do you feel now? Sad? Confused? Galau? Gamang? Yak, jika kamu merasakan itu maka kita merasakan hal yang sama. Sedih itu pasti. Setelah sekian tahun bersama berbagi hidup, tawa, air mata dan kisah akhirnya kini banyak penyesuaian-penyesuaian baru yang harus kita lakukan. Pasti nanti hidup akan terasa berbeda. Tapi percayalah, setiap orang pasti melewati bagian ini. Perpisahan dan kehilangan itu sangat menyedihkan tapi bagian inilah yang akan mendewasakan kita. Mengemasi hidup, mengemasi kenangan, itu adalah hal yang sulit dilakukan. Tapi sesulit apapun kita harus mampu menghadapinya. Hidup harus terus berjalan ke depan. Ada banyak hal-hal baru yang siap menyambutmu. Ada banyak hal-hal hebat dan luar biasa yang bisa kau lakukan. Coz u naturally born as a great women!

Tos, aku sungguh bersyukur bisa mengenalmu dalam paruh hidupku. Keberadaanmu memberi warna sendiri dalam hidupku. Darimu aku belajar banyak hal tentang hidup. Berjalan ke Merapi bersamamu akan menjadi kenangan yang tak pernah kulupakan. Kau itu sosok yang sangat menyenangkan diajak berbincang. Aku suka semangatmu yang menggebu-gebu saat melakukan sesuatu.

Tos, tak perlu galau soal masalah hati. Kamu sering bilang “aku nggak cantik”, hei! Kenapa kamu minder seperti itu. Kamu itu manis tau! Sayang anak Hancala gak ada yang Kristen, kalo ada Mas Chan mau ngejodohin hahaha. Kamu itu, smart, kamu itu keren. Jadi buat apa minder? Percayalah saat ini kamu belum punya pacar karna belum ada cowok yang cukup hebat dan layak menjadi pendampingmu. Trust me! Suatu hari nanti akan muncul pangeran berkuda keren untukmu. Seseorang yang sudah Tuhan siapkan sedari dulu.

Totos, sebenernya masih banyak hal yang ingin aku tulis, tapi tanganku udah pegel hahaha. Tos, selamat menempuh jalan hidup yang baru ya, aku percaya kamu pasti mampu melakukan hal-hal yang besar. Jepang menantimu, begitu juga dengan puncak gunung-gunung tinggi, semua telah menanti kedatanganmu. Jangan pernah menyerah dan berhenti berharap. Lakukan yang terbaik semampu kamu, tak masalah jika harus berdarah-darah.

Selamat berjuang memasuki hidup yang baru Totos. Kemanapun hidup membawamu nanti, you are always have a part in my heart. Tetap andalkan Tuhan dalam segala perkara ya! I’ll gonna miss you badly.

With Love,

Sash ^_^

~~~

Menyenangkan sekali ada seseorang yang benar-benar peduli denganku. Mba Sa, you’re such a great woman too. Darimu aku belajar banyak hal. Darimu aku mengenal berbagai macam buku yang benar-benar amazing, yang membawa pengaruh postif dalam hidupku, memotivasiku untuk meraih mimpiku. Karenamu juga, aku mengenal banyak tempat yang waow dan luar biasa, yang akan sangat disesali jika tak pernah menginjakkan kaki di sana. Karenamu juga, aku mengenal mas Chandra, bang Jay, yang membawaku ke puncak-puncak gunung yang ingin kudaki. Thanks, I’ll gonna miss you too mba Sa, tunggu aku kembali ke Jogja, lalu kita menggalau bersama, hahaha…

Akhirnya, saat ini tiba juga, meninggalkan Jogja untuk seterusnya. Aku bukan penduduk Jogja lagi, dan bukan mahasiswa Jogja lagi. Aku tidak tinggal di B’SKRE lagi, tapi aku masih menjadi bagian keluarga itu. 3 tahun tak terasa berlalu begitu cepat. Terlalu banyak cerita, terlalu banyak memori, terlalu banyak kejadian, dan terlalu banyak kenangan yang tidak mungkin kulupakan. Ini hanyalah secuil kenangan yang bisa aku rangkai menjadi sebuah tulisan karena tak mungkin sanggup jika aku menuliskannya semua. Itu terlalu banyak! Jika aku seorang novelis pun tetap tidak akan mampu menuliskan semuanya.

Ada sebuah kalimat begini “Perpisahan membuat kita mengerti kalau orang itu penting untuk kita” (kalimat ini kukutip dari sms Ceka tanggal 18 September 2012, saat kutanya bagaimana perasaanya sekarang setelah aku tidak ada di Jogja). Yah, kalimat itu memang sangat benar. Aku sadar sekarang, ternyata begitu banyak orang yang menyayangiku. Sangat banyak. Selama ini kami tertawa hahahihi bersama, tanpa menyadari kalau mereka sangat berarti untukku. Hmm… aku akan sangat merindukan mereka semua. Semua kenangan baik maupun yang buruk, bahkan memalukan sekalipun, itu akan tetap menjadi bagian dari hidupku yang telah mendewasakanku.

6 thoughts on “思い出#part 7/The Last

  1. hmw….saya merasa bersalah banget titos ketika mengajak kamu makan dan bertemu dengan sota di sana…
    sebenarnya sebagai seorang cowok saya juga tau gimana dia pertama kali melihat saya dengan muka seperti itu, tapi saya fine2 aja saat itu karena saya tidak tau apa2, setelah baca ini saya baru sadar,dan saya mersa bersalah juga..hehehe
    tetap semangat, sehat dan senyum
    god bless….

Leave a comment