Dua tahun berkutat belajar ilmu perwashokuan, akhirnya saya dihadapkan dengan yang namanya ujian kelulusan. Satu hal yang perlu saya syukuri karena sekolah masak adalah saya tidak perlu membuat segala macam bentuk laporan tertulis seperti makalah, tugas akhir, skripsi atau apapun istilahnya, namun kami harus membuat karya tugas akhir sebagai gantinya. Namun sebelum itu, kami juga harus lulus dalam ujian semester terakhir.
Sesuai dengan speciality saya yaitu washoku, maka saya harus membuat makanan Jepang sesuai dengan yang sudah saya pelajari selama ini. Akhirnya saya memilih “Street Food” sebagai tema tugas akhir saya. Street food yang saya maksud disini adalah izakaya. Beberapa tahun tinggal disini, satu hal yang cukup menarik perhatian saya mengenai budaya Jepang adalah kebiasaan mereka nongkrong di izakaya seusai kerja. Kalau orang Indonesia biasa nongkrong di kafe ataupun warung kopi, lain halnya di Jepang, mereka akan memilih izakaya sebagai tempat favorit untuk nongkrong atau istilahnya tempat minum (khususnya alkohol). Berhubung teman yang bisa saya ajak nongkrong di izakaya terbatas, saya hanya sesekali saja pergi ke izakaya. Bagi saya, izakaya adalah salah satu tempat terbaik untuk tahu bagaimana kehidupan sosial masyarakat Jepang. Disini saya bisa tahu apa sih yang orang Jepang obrolkan kalau lagi nongkrong, gimana sih cara mereka makan, makanan seperti apa sih yang biasa mereka makan, gimana sih mereka kalau kebanyakan minum, gimana sih cara melayani tamu, gimana sih cara menyajikan makanan, dan bagaimana sih masyarakat Jepang berinteraksi satu sama lain. Bagi saya, semua itu adalah hal yang sangat menarik untuk diperhatikan. Izakaya juga sering dijadikan pilihan untuk mengadakan pesta penyamputan untuk pegawai baru. Menurut mereka, dengan adanya pesta seperti ini, akan lebih mengakrabkan satu sama lain sehingga kedepannya diharapkan bisa membangun hubungan yang lebih baik. Bagi yang tidak bisa minum alkohol, tak perlu khawatir karena mereka bisa memilih jus atau minuman ringan lainnya.
Menu yang disediakan oleh izakaya pun sangat bervariatif, selama rasa makanan itu cocok dipadukan dengan osake (istilah untuk minuman beralkohol). Inilah alasan lain kenapa saya suka dengan izakaya. Tidak ada istilah ketetapan dalam membuat menu, alias tabrak menu. Karena cuma di izakaya saya bisa menemukan keju disajikan bareng shochu, siomay disajikan bareng wine, gyouza dijadikan martabak, dan jeroan ikan dimakan mentah. Selain menu-menu “aneh” tersebut, menu yang pasti ada di setiap izakaya adalah edamame, yakitori, kentang goreng, dan sashimi. Setiap saya nongkrong dengan orang Jepang, sudah pasti saya akan pesan edamame, lalu ketika saya katakan kalau saya sangat menyukai edamame, kebanyakan dari mereka pasti akan menertawakan saya. Katanya saya kayak kakek-kakek. What….
Berdasarkan alasan inilah, akhirnya saya memilih tema “Street Food” sebagai karya tugas akhir saya. Setelah sehari sebelumnya belanja segala macam bahan dan tetek bengek lainnya, lalu semalaman gak tidur, diatas papan berukuran 60cmx60cm akhirnya tugas akhir sayapun selesai. Lulus (gak pake cumlaude).
jadi pengen dicomot semua 😀 aku suka sushi…