思い #part 3

Jumat, 21 September 2012
Kalau ngomongin soal Shinji, emank ngga ada habis-habisnya. Ada lagi waktu kita ke pantai bareng-bareng. Tujuan kami adalah pantai Ngobaran, dan lagi-lagi ini untuk yang pertama kalinya, dan ini adalah ideku. Hanya bermodalkan peta dan petunjuk yang aku download di internet, kami berangkat kesana. Kami ada 18 orang, dan tak ada satupun yang perah kesana. Sesungguhnya aku khawatir juga, aku nih satu-satunya yang pegang peta, dan ini adalah ideku, kalau sampai ngga ketemu nih pantai, mati sajalah aku, ditimpukin orang 17, apalagi kalau ternyata pantainya ngga bagus, habisah aku dijadiin gesek sama mereka, hahaha. Mungkin ya, kalau di Jepang, ke pantai biasanya kalau musim panas tiba, dan mereka akan berenang di pantai itu. Dasar orang Jepang aneh, kami orang Indonesia memakai jaket dan celana panjang untuk menghindari sengatan matahari yang begitu panas, dia dengan pedenya, cuma pake celana pendek dan kaos singlet. Awalnya dia double dengan kemeja panjang tipis, eh tiba-tiba di lampu merah dia melepas kemejanya dan cuma memakai singlet berwarna putih. Aku cuma bisa bilang waow. Untunglah body nya ok karna dia seorang dancer, jadi enak diliat, coba kalo si Sota, yang ada kita ngakak liat perutnya itu, haha.

Perjalanan memakan waktu sekitar dua setengah jam. Sampai di sana, mungkin kalau kita orang Indonesia mah seneng-senneg aja yah, liat pemandangan pantainya bagus. Nah Shinji, mungkin tidak sesuai dengan pikirannya. Yang dia bayangkan di pantai itu ya buat berenang, tapi ternyata, pantai Ngobaran itu, cuma bisa buat main cebar-cebur di pantainya. Bisa sih, buat berenang asal gga takut tenggelam aja karna ombaknya yang gede, hehehe…Shinji kecewa. Nampak dari raut mukanya. Dia udah siap renang, eh, malah pantainya ngga sesuai perkiraanya. Setelah sekitar satu jam kami berfoto bersama, kami putuskan untuk pergi ke pantai krakal saja, di sana pantainya bisa untuk berenang. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar satu setengah jam. Dasar sial, ini hari minggu. Jalan macet total. Gimana ngga macet, jalan sempit kayak gitu, yang lewat busbus gede sama mobil semua, hh,…untunglah kita naik motor, jadi bisa nyelip-nyelip. Sampai di krakal,..yah, akhirnya kami bisa bersantai. Si Shinji mungkin sudah tidak terlalu kecewa, tapi tetap saja, hanya sekitar satu jam dia dia main air, setelah itu dia ganti baju, udah selesai. (-__-)
Shimizu sensei, dosen terbaik yang kami punyai. Kami semua mencintainya. Dia orang yang sangat ramah, dan mukanya itu lho, meskipun dia sudah kepala lima, dan rambutnya sudah beruban, tapi mukanya imut buanget. Tak pernah sekalipun dia marah pada kami. Dan kami merasa bahwa dia adalah dosen yang paling care sama mahasiswanya. Ketika kami kuliah kankou nihongo di keraton, borobudur, dan prambanan, dia selalu ikut dan dia selalu mengajak orang-orang jepang lai untuk ikut juga. Padahla aku yakin, orang dia istrinya aja orang Indonesia, dia sudah beberapa tahun tinggal di Indonesia, jelas dia pasti sudah pernah ke tempat-tempat itu semua. Bahkan, waktu kita nonton Ramayana Ballet di Prambanan, dia mengajak keluarganya juga. Hhhh..ii sensei desune.
Waktu itu adalah ujian semester terakhir kami bersama Shimizu sensei di semester 6. Di akhir pertemuan, dia mengundang kami untuk datang ke rumahnya lusa. Anaknya disunat. Dalam pikiranku dan pikiran kami semua, itu tuh kayak ada hajatan gitu, tapi hanya orang-orang yang diundang aja yang bisa datang kesana karena kami diminta konfirmasi bisa datang atau tidak, mungkin terkait jumlah konsumsi kali ye, hehe.
Sekitar jam 7 kami sudah mulai berkumpul di rumah sensei. Kami pikir, model syukurannya itu ramai dan mengundang banyak orang. Lalu kami ikut semacam kenduren gitu. Ternyata dugaan kami salah. Memang ramai, tapi ngga nyampe 20 orang yang ada di ruang tamu di lantai bawah. Kami, para murid Shimizu sensei, disuruh langsung naik aja ke lantai tiga. Dan ternyata, disana sudah ada banyak nihonjin! Barulah kami tahu, kalau ternyata, tujuan Shimizu sensei mengundang kami semua satu kelas adalah membuat sayonara party untuk kita semua. Dan kebetulan, waktunya sengaja dia barengkan dengan syukuran sunatannya anaknya itu. Dia sengaja mengundang senua nihonjin dan kami karena setelah ini kami akan jarang bertemu dan hidup di jalan masing-masing. Kami makan malam bersama, mengobrol dan bercanda sana-sini, lalu ada juga sesi perkenalan diri, (padahal kami sudah kenal, mungkin maksudnya buat nihonjin yang belum kenal), dan seperti biasa sesi yang paling ngga pernah kelupaan kalau lagi ngumpul sama teman-teman, foto. Dan yang terakhir, kami anak-anak san nen sei disuruh menyanyikan sebuah lagu. Karena itu disuruhnya mendadak, dan kami tidak tahu harus menyanyi apa, akhirnya kami putuskan menyanyikan lagu Kobuta, tanuki, kitsune, neko, lagu anak-anak yang diperkenalkan sensei pada waktu awal kuliah kami bersamanya. Sensei, engkau sungguh baik sekali 🙂
Lagi, keajaiban seorang Shimizu sensei, yang ngga mungkin pernah dilakukan oleh dosen lain. Pada saat wisuda kami kemarin tanggal 29 Agustus, dia menuis di group ryuugakusei++ nya, menyuruh semua nihonjin untuk datang ke wisudaan kami. Kupikir hanya beberapa saja, paling ya yang kenal-kenal aja, tapi ternyata, waow..zenbu nihonji, Yuke, Nozomi, Sota, Sei, Shinji, Katsu, Ide, Kenta, Risa, termasuk yang non ugm, yang lagi wisata, yang domisili di Jogja, pokoknya semua yang Shimizu sensei kenal ada, dan datang di wisudaan kami. Aku melihat beberapa wajah asing, yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Dan ada beberapa kejutan untuk kami. Sota, hh..dasar aya-aya wae itu bocah, dia mengecat menjadi warna merah terang, bahkan sampai ke alis-alisnya. Dari jauh, rambutnya kayak kebakaran. Dia sebelumnya memang sudah mengatakan kalau dia akan membuat kejutan untuk kami semua, kupikir apaan, ternyata…hhh…ckck..Sota…Sota. Belum selesai heran sama rambut ini bocah, si Sei juga ngga kalah aneh. Dasar orang Jepang, suka terkesima liat budaya Indonesia, saking terkesimanya, sampai ngga tau penempatannya. Si Sei, datang ke GSP pake sarung! Dia baru saja berlibur dari NTT, dan di sana kan penduduknya pada pake sarung tenun khas NTT tuh, tapi ya masa dia memakainya di sini, di upacara wisuda coba. Dari jauh, ni orang udah persis kayak orang mau jumat’an. Hhh..ngga kalah aneh sama si Sota ni bule. f(-_-“)

Leave a comment